Tuesday, July 11, 2006

masih tentang kepompong

ingat waktu aku cerita tentang kepompong kan, sayang?
betapa ia sudah terlalu terbiasa dalam rumah kepompongnya,
sehingga enggan untuk menjadi kupu-kupu?
mungkin jadi kupu-kupu rada repot, harus cari madu atau sari bunga sendiri, tak seperti di kepompong yang semua sudah tersedia.

kamu ulat dalam kepompong itu, sayang...
kamu tahu hidup dalam kepompong tak selamanya membuatmu senang.
bahkan kini, saat ini, kepompongmu sudah kekeringan.
tak lagi bisa memberimu 'kehidupan' seperti dulu.
tapi kamu tak mau keluar juga.
kamu masih betah
atau kamu terlalu takut menghadapi dunia luar?
dunia di luar kepompong?

hey, siapa tau kamu bakal jadi kupu-kupu cantik?
dan lagi, di sekelilingmu banyak bunga yang bisa membantumu bertahan hidup.
membuat hidupmu lebih menyenangkan.
memberimu sari terbaiknya.
paling tidak ada satu bunga.
aku.
kalau aku boleh ber-geer ria menjadi bunga.

tapi kamu masih takut dan ragu keluar dari kepompong.
mungkin kamu takut keluar menjadi kupu-kupu lemah dan buruk?
kamu takut tak bisa bertahan?
takut 'mati', mungkin?

guess what, honey...
if you stay in that coccoon, you'll die anyway...
so why don't you let me be a good flower
who can give you all the sweets you need?

how bout that?

1 comment:

Anonymous said...

"chrysalic itu artinya apa sih?"
"itu dari nama latinnya kepompong,"
"kenapa milih jadi kepompong sih?"

karena kepompong itu kecil, tertutup, tidak penting, sederhana. siapa yang perduli dan mau memperhatikan kepompong. capung, lebah, kupu kupu, nyamuk bahkan lalat sekalipun lebih menarik. mereka bebas terbang, menari, bahkan mengganggu manusia ketimbang kepompong yang cuma statis menggantung di dahan pohon. hanya desau angin yang sesekali sudi menggerakkannya.

kepompong dulunya ulat yang buruk rupa dan menjijikkan. rakus memakan segala yang ada dihadapannya. peduli apapun rasanya : manis, pahit, sepet, asem, asin, hambar, getir. baginya itu satu satunya cara baginya mengenal dunia. telan saja semuanya. hanya dengan begitu dia bisa mencicipi semua rasa. sometime it bites more than it could chew. tapi pantang baginya untuk muntah. tidak, seburuk apapun itu, telan saja semuanya.

kini ulat sudah kenyang. waktunya untuk tidur panjang. menutup diri dari dunia. mencerna apa yang ada di perutnya. bermimpi. berkhayal. bermain kata. melamun dibalik selimut kecilnya. cuma cangkang yang rapuh. begitu mudah dihancurkan tanpa ada kemampuan untuk membela diri. vulnerable. ah, perduli setan. dia cuma cikal bakal sebuah mata rantai yang baru. entah nanti akan tumbuh kembang seperti apa. tapi cikal bakal mutlak untuk ada. karena dia adalah awal dari kehidupan. dan selanjutnya, terserah anda.

.. hidden beneath the shell,
protected from the world,
waiting to soar
into an inevitable beauty...

namun itu cuma mimpi usang kepompong ini. andainya boleh mempunyai pinta sekali lagi, dia memilih jadi seutas benang saja. tidak perlu jadi benang sutera. asalkan bisa selalu memeluk tubuh sang kekasih. memberinya kehangatan walaupun harus dipintal bersama benang benang lain. berharap bisa selalu bersamanya sampai melapuk busuk dan tak berguna. dia hanya ingin mati berarti. itu saja.

chrys·a·lis

Pronunciation: 'kri-s&-l&s
Function: noun
Inflected Form(s): plural chry·sal·i·des /kri-'sa-l&-"dEz/; or chrys·a·lis·es
Etymology: Latin chrysallid-, chrysallis gold-colored pupa of butterflies, from Greek, from chrysos gold, of Semitic origin; akin to Hebrew hArus gold
Date: 1601
1 : a pupa of a butterfly; broadly : an insect pupa
2 : a protecting covering : a sheltered state or stage of being or growth (a budding writer could not emerge from his chrysalis too soon -- William Du Bois)